• Pedangnya adalah keridhaan..//*

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Bismillahirrahmanirrahiim..

    Dari Abu Bashir, beliau berkata:

    “Aku mendengar Imam Ja’far ash Shodiq ra. berkata, ‘Amirul Mukminin Ali . berkata,

    ‘Wahai penuntut ilmu, ketahuilah bahw asesungguhnya ilmu itu memiliki banyak keutamaan. :

    Kepalanya adalah rendah hati,

    Matanya adalah suci dari sifat hasud,

    Telinganya adalah kepahaman,

    Lidahnya adalah kejujuran,

    Penjaganya adalah bersikap teliti,

    Hatinya adalah niat… yang baik,

    Akalnya adalah mengetahui banyaknya perkara,

    Tangannya adalah rahmat,

    Kakinya adalah berziarah kepada para ulama,

    Tekadnya adalah keselamatan,

    Penuntunnya adalah afiah,

    Tunggangannya adalah tepat janji,

    Senjatanya adalah lembut dalam bertutur,

    Pedangnya adalah keridhaan,

    Tentaranya adalah diskusi dengan para ulama,

    Hartanya adalah sopan santun,

    Harta simpanannya adalah menjauhkan diri dari dosa,

    Bekalnya adalah berbuat kebaikan,

    Petunjuknya adalah hidayah Allah, &

    Teman perjalanannya adalah kecintaan pd orangorang yg baik.’”

    Ya.. Allah.. Subhanallah..// Masukkan kami kedalam golongan orang2 yang menuntut ilmu dijalan-Mu Ya Allah…’(

    ==========

  • Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuhu…
    Bismillaahirrohmaanirrohiim

    Doa Dalam keadaan tertentu

    1. Doa Menolak Bencana Laa ilaaha illalaahul kariimul ‘azhiimu. Subhaanahu tabaarakalaahu rabbul ‘arsyil ‘azhiimi. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina. Allaahumma rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaaban naari. Artinya : Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maha Suci Dia, Maha Berkat Allah Tuhannya ‘arasy yang agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. (HR. Nasa’i) Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka. (HR. Bukhari dan Muslim)

    2. Doa Kesembuhan/Kesehatan Diri Allahumma ‘aafinii fii badanii. Allaahuma ‘aafinii fi sam’ii. Allaahumma ‘aafinii fii basharii. Allaahumma innii a’uudzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri laa illaaha illaa anta. Artinya : Ya Allah, sembuhkanlah badanku. Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah sembuhkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain-Mu.
    (HR. Abu Daud)

    3. Doa Dilindungi Dari Rupa-rupa Penyakit Allahumma innii a’uudzubka minal barashi wal junuuni wal judzaani wa sayyi’il aswqaami Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari penyakit celup, penyakit gila, penyakit kusta dan penyakit-penyakit buruk lainnya.

    4. Doa Menjenguk Orang Sakit/Kecelakaan Allahumma rabban naasi adzhibil ba’sa asyfi antasy syaafii laa syifaa’a illaa syifaa’uka syifaa’an laa yughaadiru saqaman. Imsahil ba’sa rabban naasi biyadikasy syifaa’u, laa aasyifa lahu illaa anta, as’alullaahal ‘azhiima, rabbal ‘ arsyil ‘azhiimi an-yasfiyaka. Artinya : Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah kesukaran/penyakit itu dan sembuhkanlah ia, Engkaulah yang menyembuhkan, tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit lagi. Hilangkan lah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia. Hanya padamulah obat itu. Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhannya ‘arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda. (HR. Bukhari dan Muslim)

    5. Doa Mengobati Orang Sakit Bismillahirrahmaanirrahiimi. A’uudzu bi’izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhadziru Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang kuperoleh dan yang kutakuti. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmi-dzi dan Nasai).


    6. Doa Menghadapi Musibah Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uuna. Allaahumma ajirnii fii mushiibatii wakhluf lii khairan minhaa. Artinya : Sesungguhnya kami memiliki Allah dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah kami pahala dalam misibahku in dan berilah pengganti yang lebih baik. (HR. Muslim)

    7. Doa Membimbing Orang Sekarat Astaghfirullaahal ‘azhiimaa …… Laa Ilaaha Illallaahu muhammadun rasuulullaahi Artinya : Aku mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. (dibaca terus-menerus istighfar dan syahadat tersebut pada telinga orang yang hampir wafat itu).
    (Tertunjuk dalam HR. Muslim, Abu Daud dan Hakim).

    8. Doa Di Sisi Orang Yang Telah Wafat Allaahummaghfirlii wa lahu wa’aqibnii minhu ‘uqbaa hasanatan. Artinya : Ya Allah, ampunilah aku dan orang ini dan berilah aku ganti yang baik daripadanya. (HR. Muslim)

    9. Doa Masuk Pekuburan Muslim Assalamu ‘alaykum ahlad diyaari minal my’miniina wa innaa insyaa’allaahu bikum laahiquuna. As’alullaaha lanaa wa lakumul ‘aafiyata. Artinya : Salam sejahtera bagimu wahai penghuni kampung orang-orang mu’min. Kami in insya Allah akan bertemu dengan anda sekalian. Kumohonkan pada Allah kesejahteraan bagi kami dan bagi anda sekalian. (HR. Muslim)

    10. Doa Terhindar dari Kesulitan dan Penderitaan Biismillaahi ‘alaa nafsii wa maalii wa diinii, allaahumma radhinii biqadhaa’ika wa baarik lii fiimaa quddiralii hatta laauhibbaa\ ta’jiila maa akhkharta wa ta’khiira maa ‘ajjalta Artinya : Dengan nama Allah atas diriku, hartaku dan agamaku. Ya Allah, berilah aku rasa ridha terhadap putusku. Ya Allah, berilah aku rasa ridha terhadap putusan-Mu dan berkatilah segala apa yang Engkau berikan ubun-ubunku dalam tangan-Mu, berlakulah atasku hukum keputusan-Mu dan adillah atasku segala taqdirmu. Aku mohon pada-Mu dengan segala nama yang jadi milik-Mu yang Engkau namakan dengannya diri-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluq-Mu, atau yang Kau simpan dalam perbendaharaan ghaib di sisi-Mu kiranya Engkau jadikan kitab al-Quran jadi kesuburan hatiku dan cahaya dadaku serta menjadi tempat melepaskan segala kesusahanku dan menghilangkan dukacitaku. (HR. Ahmad dan Ibnu Gibban)

    11. Doa Menghadapi Kesedihan, Kelemahan, Kemalasan, Takut, Kikir, Banyak Hutang Dan Penindasan Allaahumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazani wa a’uudzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa a’uudzu bika minal jubni wal bukhli wa a’uudzu bika min ghalabatid dayni wa qahrir rijaali. Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung pada-Mu dari kemalasan dan aku berlindung pada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung pada-Mu dari tekanan utang dan paksaan orang lain.

    12. Doa Ketenangan Jiwa Rabhanaa afrigh ‘alaynaa shabran wa tsabbit aqdaamanaa wahshurnaa ‘alal qawmil kaafirina. Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytana wa hablanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu. Allaahumma tsabbitnii an azilla wahdinii an adhilla. Allahumma kamaa hulta baynii wa bayna qalbii, fahul baynii wa baynasy syaythaani wa ‘amalihi. Allaahumma innii as-aluka nafsan muthma ‘innatan tu’minu biliqaa’ika wa tardhaa biqadhaa’ika wa taqna’u bi’athaa’ika Artinya : Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami terhadap golongan yang kafir. Ya Tuhan kami, janganlah kau palingkan hati kami setelah Engkau tunjuki dan berilah kami dari hadhirat-Mu rahmat karena Engkau adalah Yang Maha Pemberi. Ya Allah kokohkanlah aku dari kemungkinan terpelesetnya iman, dan berilah aku petunjuk dari kemungkinan sesat. Ya Allah sebagaimana Engkau telah memberi penghalang antara aku dan hatiku, maka berilah penghalang antaraku dan antara syaitan serta perbuatannya. Ya Allah aku mohonkan pada-Mu jiwa yang tenang tenteram, yang percaya pada pertemuan dengan-Mu dan ridha atas keputusan-Mu serta merasa cukup puas dengan pemberian-Mu.

    13. Doa Mohon Ketenangan Dalam Menghadapi Musibah Allahummarzuqnii nafsan muthma’innatan tu’minu biliqaa’ika wa tardhaa biqadhaa’ika Artinya ; Ya Allah, berilah kami hati yang tenang, yang beriman akan saat perjumpaan dengan-Mu dan ridiha menerima segala ketetapan-Mu

    14. Doa Ketika Menghadapi Kesulitan Allahumma Laa shla illaa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlan Artinya : Ya Allah, tiada yang mudah selain yang kau mudahkan dan Engkau jadikan kesusahan itu mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah. (HR. Ibnu Hibban)

    15. Doa Dimudahkan Segala Urusan Allaahumma innii as-aluka tamaaman ni’mati fil asy-yaa’I kullihaa wasy syukra laka ‘alayhaa hattaa tardhaa wa ba’dar ridhaa, wal khiyarata fii jamii’I maa yakuunu fiihil khiyaratu wa bijamii’I masyuuril umuuri kullihaa laa bima’suurihaa yaa kariimu. Artinya : Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu kesempurnaan ni’mat pada segala perkara dan mensyukuri-Mu atasnya, sehingga Engkau ridha dan sesudah ridha itu lalu aku mohonkan pula kepada-Mu untuk memilih segala apa yang boleh dipilih dan dengan segala kemudahannya, bukan yang sulit lagi sukar dikerjakannya. Wahai Tuhan Yang Maha Mulia.

    16. Doa Mohon Husnul Khatimah Allaahummaj’al khayra ‘umrii aakhirahu wa khayra ‘amalii khawaatiimahu wa khayra ayyaamii yawma lliqaa’ika Artinya : Ya Allah, jadikanlah sebaik-baiknya umurku pada ujungnya dan sebaik-baiknya amalku adalah pada ujung akhirnya, dan sebaik-baiknya hariku adalah pada saat aku menemui-Mu. (Disebutkan oleh an-Nawawi)

    17. Doa Waktu Bersin dan Jawaban yang Mendengarnya Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina. (segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam), kemudian dijawab oleh orang yang mendengarnya : Yarhamukallahu (Semoga Allah merahmati anda), lalu orang yang yang bersin itu menjawabnya pula dengan : Yahdiikumullaahu wa yushlihu baalaku (Semoga Allah memberi hidayat bagi anda dan membaguskan keadaan anda). (HR. Bukhari)

    18. Doa Diberi Kesenangan Hidup Allahumma ashlih lii fii diiniil ladzii huwa ‘ishmatu amrii wa ashlih lii dun-yaayal latii fiihaa ma’aasyi wa shlih lii aakhiratil latii fiihaa ma’aadii waj’alil hayaata ziyaadata lii fii kulli khayrin wajalil mawta raahatan lii min kulli syarrin. Artinya : Ya Allah, baguskanlah untukku agamaku yang jadi pangkal urusanku, baguskan pula duniaku yang jadi tempat penghidupanku, dan baguskanlah akhiratku yang padanya tempat kembaliku nanti, jadikanlah hidup tu menjadi bekal/tambahan bagiku dalam segala kebaikan, serta jadikanlah mati itu pelepas segala keburukan bagiku. (HR. Muslimin)

    19. Doa Berlindung Dari Mahluk Jahat A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min syarri maa khalaqa Artinya : Aku berlindung dengan menyebut kalimat-kalimat Allah Yang Maha sempurna dari segala kejahatan apa yang telah diciptakan-Nya.

    20. Doa Dapat Bersyukur, Bersabar dan Tidak Menonjolkan Jasa Allahummaj’alnii syakuuran waj’alnii fii ‘aynii shaghiiran wa fii a’yunin naasi kabiiran. Artinya : Ya allah, jadikanlah aku orang yang berterimaksih pada-Mu, jadikanlah aku orang yang shabar, jadikanlah aku kecil dalam pandanganku tapi orang yang besar dalam pandangan orang lain.

    21. Doa Mengunjungi Pengantin Baru Baarakallahu likulli waahidin minkumaa fii shaahibihii wa jama’a baynakumaa fi khayrin Artinya : Semoga allah memberkati masing-masing kamu berdua (mempelai) terhadap temannya, dan semoga Allah mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majalah) Baarakallahu laka wa baaraka ‘alayka wa jama’a baynakumaa fi khayrin Artinya : Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun susah, dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

    22. Doa Ketika Melihat Bayi Baru Lahir Innii u’iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli ‘aynin laammatin.

    Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya.
    (HR. Bukhari)

    23. Doa Mohon Putera yang Shalih Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinna qurrata a’yunin waj’alnaa limuttaqiina imaaman. Artinya : Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan anak-cucu kami yang menyenangkan kami dan jadikanlah kami sebagai ikutan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-Furqan, 74)

    24. Doa Mohon Dianugerahi Rizki yang Berkah Allahummarzuqnii rizqan halaalan thayyiban wasta’milnii thayyiban. Allahummaj’al awsa’a rizqika ‘alayya ‘inda kibari sinnii wanqithaa’i umrii. Allaahummakfinii bihalaalika ‘an haraamika wa aghninii bifadhlika ‘am-man siwaaka. Allaahumma in nii as-aluka rizqan waasi’an naafi’an. Allaahumma innii as-alukan na’iimal muqiinal ladzii laa yahuulu wa laa yazuulu. Artinya : Ya Allah, berilah padaku rezki yang halal dan baik, serta pakaikanlah padaku segala perbuatan yang baik. Ya Tuhanku, jadikanlah oleh-Mu rezekiku itu paling luas ketika tuaku dan ketika lemahku. Ya Allah, cukupkanlah bagiku segala rezki-Mu yang halal daripada yang haram dan kayakanlah aku dengan karunia-Mu dari yang lainnya. Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu rezki yang luas dan berguna. Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu ni’mat yang kekal yang tidak putus-putus dan tidak akan hilang.

    25. Doa Bagi Kedua Orang tua Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumma kamaa rabbayaanii shaghiiran. Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah dan ibuku serta kasihilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil.


    your comment
  • Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Bismillahirrahmanirrahiim.

    Segala puji bagi Allah yang menjanjikan bagi orang yang mengintrospeksi dan mengekang dirinya dengan rasa aman di hari yang dijanjikan. Aku memuji-Nya, (Dia) Yang Maha Suci, Yang memuliakan wali-wali-Nya, dan menganugrahkan tambahan pada mereka di hari (itu). Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq kecuali Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, beliau adalah sebaik-baik penyeru ke jalan dan petunjuk yang lurus, Semoga shalawat, keberkahan dan salam tetap terlimpah pada beliau, keluarga serta para shahabat yang mereka adalah suri tauladan bagi manusia dalam muhasabah. Dengan memperingatkan dari hari yang amat hebat kegocangannnya. Begitupula para tabi’in yang mengikuti mereka dengan kebaikan hingga hari yang tidak mungkin menghindar darinya.

    Wahai hamba-hamba Allah, aku mewasiatkan diriku dan anda untuk bertakwa pada Allah dan introspeksi diri. Karena dengan muhasabah, maka jiwa akan menjadi istiqamah, sempurna dan bahagia. Allah Ta’ala berfirman:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

    “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

    Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya: “Firman Allah وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ , maksudnya introspeksilah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan perhatikan amalan sholeh yang telah kalian persiapkan untuk hari kemudian dan pertanggung jawaban di hadapan Allah.

    Allah berfirman:
    وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا . فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا . قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا

    “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (Q.S Asy-Syams 7-10)

    Imam Al-Badawy rahimahullah berkata dalam tafsirnya: “Al-Hasan berkata: Maknanya sungguh beruntunglah orang yang mensucikan, memperbaiki dan mengarahkan dirinya untuk taat pada Allah ‘Azza Wa Jalla:
    قَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا , maksudnya, membinasakannya, menyesatkannya dan mengarahkannya pada perbuatan maksiat.

    Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah ^ bersabda: “Orang yang pandai adalah orang yang mengintrospeksi dirinya dan beramal untuk setelah kematian, sedang orang yang lemah adalah orang yang jiwanya selalu tunduk pada nafsunya dan mengharap pada Allah dengan berbagai angan-angan” (H.R Ahmad dan Tirmidzi)

    Imam Ahmad meriwayatkan dalam Kitab Az-Zuhd dari Umar bin Khattab bahwa beliau berkata: “Perhitungkanlah diri kalian sebelum kalian diperhitungkan, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, karena itu lebih memudahkan penghisaban bagi kalian kelak, Berhiaslah untuk menghadapi hari perhitungan

    يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنكُمْ خَافِيَةٌ : “Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)” (Q.S Al-Haaqqah: 18)

    Ibnul Qayyim rahimahullah meriwayatkan dari Al-Hasan bahwa beliau berkata: “Seorang mukmin itu pandai mengendalikan dirinya, selalu menghisab dirinya di hadapan Allah. Penghisaban di Hari Kiamat itu akan menjadi ringan bagi mereka yang selalu memperhitungkan selama di dunia. Sebaliknya, akan terasa berat bagi orang yang tidak pernah memperhitungkan dirinya”.

    Berkata Wahab sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah: “Dalam hikmah keluarga Daud tertulis: “Sudah selayaknya bagi orang yang berakal agar tidak lalai dari empat waktu:
    - Saat bermunajat pada Tuhannya
    - Waktu mengintrospeksi diri
    - Saat berkumpul bersama saudara (dan teman) yang memberitahukan tentang kekurangan dan keadaan dirinya - dan waktu refreshing/santai dengan melakukan sesuatu yang halal lagi menyenangkan, karena pada saat tersebut akan mempermudah baginya melakukan waktu-waktu di atas dan sekaligus menjadi penghibur hati.

    Berkata Maimun bin Mahran: “Seorang hamba tidak akan meraih derajat takwa sampai ia menghisab dirinya melebihi seseorang pada patnernya. Karena itu dikatakan: “Jiwa itu ibarat shahabat yang suka berkhianat, jika engkau tidak mengawasinya, maka ia akan membawa lari hartanya”.

    Umar bin Khattab menulis (surat) pada beberapa pejabatnya: “Perhitungkanlah dirimu di waktu senang sebelum datang perhitungan yang berat. Barangsiapa yang menghisab dirinya di waktu senang sebelum perhitungan yang berat, maka ia akan ridha dan mendapat keberuntungan. Sebaliknya, siapa yang kehidupannya melalaikannya dan nafsunya menyibukkannya, maka ia akan menyesal dan mendapat kerugian” (H.R Baihaqi dalam Al- Wahd dan Ibnu ‘Asakir)

    Ibnul Jauzi meriwayatkan dalam (Kitab) Dzammul Hawa dari As-Sulamy berkata: Aku mendengar Abul Husain Al-Farisy berkata: Aku mendengar Abu Muhammad Al-Hariri berkata: “Barangsiapa yang dikuasai oleh jiwanya, maka ia akan berada dalam tawanan syahwat dan terkurung dalam penjara hawa nafsu. Allah mengharamkan bagi hatinya untuk mendapat kemanfaatan, sehingga ia tidak dapat merasakan keindahan firman-Nya meski ia banyak membacanya. Berkata Syaikh Abdul Aziz As-Salman rahimahullah dalam kitabnya: Mawarid adz-Dzam-aan : “Jika ia sadar bahwa ia akan di tanya dalam perhitungan nanti tentang perkara sekecil biji sawi, di hari yang kadarnya adalah lima puluh ribu tahun, dimana di saat itu amat dibutuhkan berbagai kebaikan, dan ampunan dosa-dosa, maka nyatalah bahwa tidak akan selamat dari berbagai kesulitan kelak, melainkan dengan bergantung pada Allah, dan pertolongan-Nya untuk introspeksi diri, muraqabah, dan mengawasi jiwa dalam setiap gerak geriknya. Maka barangsiapa yang menghisab dirinya sebelum di hisab, akan menjadi ringan perhitungan dirinya di Hari Kiamat, akan ada jawaban di saat ia mengahadapi pertanyaan, dan akhir kesudahannya adalah kebaikan.

    Wahai jiwa, bersiaplah dengan perbekalan yang engkau mampu
    Wahai jiwa, sebelum (datangnya) kematian, engkau tidak diciptakan dengan sia-sia
    Waspadalah dari terjatuh pada kehinaan dan merendah dirilah
    Pintu Allah, berapa banyak Dia Memberi petunjuk dan memaafkan
    Takutlah dengan berbagai gejolak kehidupan
    Sadarlah, jangan menjadi seperti orang yang terjatuh
    Dalam jurang kehinaan …

    Berkata Ibnu Qudamah dalam Minhaj Al-Qashidin: “Ketauhilah bahwa musuhmu yang paling berbahaya adalah jiwa yang berada dalam dirimu, ia memiliki nafsu ammarah bissuu’, condong pada kejahatan. Engkau diperintahkan untuk meluruskan, membersihkan, dan memutusnya dari berbagai pengaruh negatif serta mengarahkannya dengan rantai kekuatan untuk beribadah pada Tuhannya. Jika engkau menyepelekannya, maka ia akan terlepas tanpa kendali dan engkau tidak mendapat keberuntungan setelah itu. Kalau engkau senantiasa mengingatkannya maka kami mengharapkan jiwa tersebut akan menjadi tenang. Karena itu jangan engkau lalai untuk mengingatkannya”.

    • Ketauhilah wahai hamba-hamba Allah, bahwa muhasabah itu ada beberapa macam:

    Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: Muhasabah ada dua macam, sebelum beramal dan sesudahnya.

    * Jenis yang pertama: Sebelum beramal, yaitu dengan berfikir sejenak ketika hendak berbuat sesuatu, dan jangan langsung mengerjakan sampai nyata baginya kemaslahatan untuk melakukan atau tidaknya. Al-Hasan berkata: “Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berdiam sejenak ketika terdetik dalam fikirannya suatu hal, jika itu adalah amalan ketaatan pada Allah, maka ia melakukannya, sebaliknya jika bukan, maka ia tinggalkan”.

    * Jenis yang kedua: Introspeksi diri setelah melakukan perbuatan. Ini ada tiga jenis:

    1. Mengintrospeksi ketaatan berkaitan dengan hak Allah yang belum sepenuhnya ia lakukan, lalu ia juga muhasabah, apakah ia sudah melakukan ketaatan pada Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya atau belum ?

    2. Introspeksi diri terhadap setiap perbuatan yang mana meninggalkannya adalah lebih baik dari melakukannya.

    3. Introspeksi diri tentang perkara yang mubah atau sudah menjadi kebiasaan, mengapa mesti ia lakukan? Apakah ia mengharapkan Wajah Allah dan negeri akherat? Sehingga (dengan demikian) ia akan beruntung, atau ia ingin dunia yang fana? Sehingga iapun merugi dan tidak mendapat keberuntungan.

    • Muhasabah memiliki dampak positif dan manfaat yang luar biasa, antara lain:

    1. Mengetahui aib sendiri. Barangsiapa yang tidak memeriksa aib dirinya, maka ia tidak akan mungkin menghilangkannya.

    2. Dengan bermuhasabah, seseorang akan kritis pada dirinya dalam menunaikan hak Allah. Demikianlah keadaan kaum salaf, mereka mencela diri mereka dalam menunaikan hak Allah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Darda bahwa beliau berkata: “Seseorang itu tidak dikatakan faqih dengan sebenar-benarnya sampai ia menegur manusia dalam hal hak Allah, lalu ia gigih mengoreksi dirinya.

    Berkata Muhammad bin Wasi’ rahimahullah dengan nada merendah diri, padahal beliau adalah seorang ahli ibadah: “Seandainya dosa berbau, tentu tidak ada yang betah duduk bersamaku”

    Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Mencela diri dalam Dzat Allah adalah termasuk sifat shiddiqin (orang-orang yang benar), seorang hamba akan dekat dengan Allah Ta’ala dalam sekejap, berlipat-lipat melebihi dekatnya melalui amalnya”.

    Berkata Abu Bakar As-Shiddiq : “Barangsiapa yang mencela dirinya berkaitan dengan hak Allah (terhadap dirinya), maka Allah akan memberinya keamanan dari murka-Nya”

    3. Diantara buah dari muhasabah adalah membantu jiwa untuk muraqabah. Kalau ia bersungguh-sungguh melakukannya di masa hidupnya, maka ia akan beristirahat di masa kematiannya. Apabila ia mengekang dirinya dan menghisabnya sekarang, maka ia akan istirahat kelak di saat kedahsyatan hari penghisaban.

    4. Diantara buahnya adalah akan terbuka bagi seseorang pintu kehinaan dan ketundukan di hadapan Allah.

    5. Manfaat paling besar yang akan diperoleh adalah keberuntungan masuk dan menempati Surga Firdaus serta memandang Wajah Rabb Yang Mulia lagi Maha Suci. Sebaliknya jika ia menyia-nyiakannya maka ia akan merugi dan masuk ke neraka, serta terhalang dari (melihat) Allah dan terbakar dalam adzab yang pedih.

    Tidak mengintrospeksi diri dan menyia-nyiakannya akan membawa kerugian yang besar. Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: “Yang paling berbahaya adalah sikap tidak mengindahkan, tidak mau muhasabah, dan menggampangkan urusan, karena ini akan menyampaikan pada kebinasaan. Demikianlah keadaan orang-orang yang tertipu, ia menutup matanya dari akibat (perbuatan) dan hanya mengandalkan ampunan, sehingga ia tidak mengintrospeksi dirinya dan memikirkan kesudahannya. Jika ia melakukan hal ini, akan mudah baginya untuk terjerumus dalam dosa dan ia akan senang melakukannya, serta berat untuk meninggalkannya. Seandainya ia berakal, tentulah ia sadar bahwa mencegah itu lebih mudah ketimbang berhenti dan meninggalkan kebiasaan.

    Jika engkau selalu menuruti nafsu dalam setiap kelezatan
    Engkau akan lupa ….
    Jika engkau senantiasa memenuhi seruan hawa nafsu
    Ia akan menyeretmu pada perbuatan buruk dan haram

    Maka bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah, introspeksilah dirimu, karena baik dan selamatnya hati adalah dengan muhasabah, sebaliknya rusaknya adalah dengan sebab tidak mengindahkan dan bergelimang dalam kelezatan nafsu serta syahwat serta mengenyampingkan perkara yang bisa menyempurnakannya. Maka berhati-hatilah dari hal itu, niscaya diri kalian akan mulia dan berbahagia di saat berjumpa dengan Tuhan kalian (Allah). Semoga shalawat dan salam tetap tercurah pada nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.

    http://islamhouse.com


    your comment
  • Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Bismillahirrahmanirrahiim.

    BAHAYA (Tabarruj) MEMPERTONTONKAN AURAT bagi INDIVIDU MAUPUN MASYARAKAT

    Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

    Segala puji bagi Allah , shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi saw, beserta keluarga dan shahabatnya.

    Fenomena wanita tidak berjilbab, terbuka dan menampakan aurat kepada laki-laki adalah fitnah yang menimpa kebanyakan negara di dunia, semua orang tahu akan hal itu. Dan tentu saja itu adalah kemungkaran yang sangat besar dan kemaksiatan yang amat jelas, dan merupakan faktor terbesar bagi datangnya azab, karena menampakan aurat dapat menimbulkan perbuatan keji, kriminal, hilangnya rasa malu dan menyebarnya kerusakan.

    Bertaqwalah kalian wahai kaum muslimin, bimbinglah orang-orang yang buruk akhlaknya diantara kalian, jagalah wanita-wanita kalian dari terjerumus ke dalam larangan-larangan Allah, wajibkanlah kepada mereka untuk memakai jilbab dan menutup aurat, waspadailah murka Allah dan azab-Nya, Nabi Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda dalam hadits shahih:

    “ Sesungguhnya manusia jika melihat kemungkaran tidak menginkarinya, maka bisa saja Allah akan meratakan azab-Nya kepada mereka semua“.
    Dan Allah berfirman:

    “ Orang-orang kafir dari Bani israil telah dilaknat melalui lisan (capan) Dawud dan Isa putra Maryam. Ynag demikian itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah perbuatan yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat“. (QS: Al-Maidah: 78-79)

    Dan dalam kitab Musnad dan yang lainya diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa rasulullah saw membaca ayat tersebut kemudian bersabda:

    “ Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, hendaklahlah kalian menegakan amar ma’ruf dan nahi munkar, membimbang orang yang buruk akalnya dan meluruskanya agar sejalan dengan kebenaran, jika tidak sungguh Allah akan membenturkan hati sebagian kalian atas hati sebagian yang lain dan akan melaknat kalian sebagai melaknat mereka“. Dan dalam hadits shahih lainya nabi Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:

    “ Barang siapa melihat diantara kalian kemungkaran kemungkaran, maka hendaklah merubahnya dengan tanganyan (kekuasaanya), jika tidak mampu maka dengan lisanya, jika tidak mampu maka menginkari dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman“.

    Allah dalam al-qur’an telah memerintahkan para wanita agar berjilbab dan berdiam diri di rumah, serta menjauhi dari dari perbuatan mempertontonkan aurat atau melemah lembutkan suara dalam berkata kepada pria, agar terhindar dari kerusakan dan fitnah.
    Allah berfirman:

    “ Wahai istri-istri nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertaqwa, maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasulnya. Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.“ (QS: Al-Ahzab: 32-33)

    Dalam ayat ini Allah melarang istri-istri nabi yang mulia (para ummahaatul mukminin) –dan mereka adalah sebaik-baik wanita dan paling suci- dari melemah-lembutkan suara dalam berbicara kepada kaum pria, agar orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit shawat tidak berhasrat kepada mereka, dan mengira bahwa mereka juga punya hasrat yang sama denganya.

    Allah memerintahkan mereka agar berdiam diri di rumah serta melarang mereka mempertontonkan aurat sebagaimana prilaku jahiliah berupa menampakan perhiasan dan keindahan seperti kepala dan wajah, leher, dada, lengan, betis serta perhiasan lainya, karena dapat menimbulkan bencana kerusakan dan fitnah yang besar serta menggerakan hati kaum pria untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mendekatkan kepada zina.

    Jika Allah memperingatkan kepada ummahaatulmukminin (istri-istri nabi Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam ) dari kemungkaran tersebut, padahal mereka adalah wanita-wanita solihah yang beriman dan senantiasa menjaga kehormatan dan kesucian mereka, maka yang selain mereka lebih utama untuk menerima peringatan dan lebih dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam fitnah. Dalil yang menunjukan bahwa hukum menjaga aurat berlaku umum pada istri-istri rasul saw dan wanita-wanita lainya adalah firman Allah :

    “ Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan rasulnya“. (QS: Al-Ahzab: 33). Sesungguhnya perintah-perintah ini umum bagi istri-istri nabi saw dan selain mereka.
    Allah juga berfirman:

    “ Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka“. ( Al-Ahzab: 53). Ayat yang mulia ini dengan jelas menunjukan kewajiban para wanita untuk membatasi diri dari laki-laki dan tidak menampakan auratnya. Allah menegaskan dalam ayat tersebut bahwa berhijab adalah lebih suci bagi hati para laki-laki dan hati para perempuan serta lebih menjauhkan mereka dari perbuatan keji dan dari segala yang mendekatkan kepadanya, Allah juga mengisyaratkan bahwa keterbukaan dan tidak berhijab adalah prilaku buruk dan najis, sedangkan berhijab adalah

    Wahai kaum muslimin, beradaplah kalian dengan adab yang diajarkan Allah, laksanakanlah perintahnya, wajibkanlah kepada wanita-wanita kalian untuk berhijab, karena itu dapat mengantarkan kepada kesucian dan keselamatan.
    Allah berfirman:

    “ Wahai Nabi! Katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin,“ hendaklah mereka menutupkan hijabnya ke seluruh tubuh mereka,“ yang demikian itu agar mereka lebih muda untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun maha penyayang“. (QS: AL-Ahzab: 59).

    Al-jalaabib: jamak dari jilbab, ia adalah sesuatu yang yang dikenakan perempuan untuk menutupi kepala dan badanya melapisi pakaianya agar terhijab dan tertutup auratnya. Allah memerintahkan para wanita orang-orang mukmin agar menutupkan jilbab-jilbab mereka pada sisi-sisi keindahan mereka seperti rambut, wajah dll, agar dikenal iffah (menjaga kesucian) sehingga dirinya terhindar dari fitnah dan orang lainpun tidak tergoda untuk mengganggunya. Ali bin Abi Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas,“ Allah memerintahkan para wanita orang-orang beriman, jika mereka keluar dari rumah untuk satu keperluan, agar menutupi wajah-wajah mereka dari mulai atas kepala mereka dengan jilbab, dan menampakan satu mata“. Dan Muhamad ibnu Sirin mengatakan,“ aku bertanya kepada Ubaidah As-Salmani tentang firman Allah:

    ” يدنين عليهن من جلابيبهن ”
    “ Hendaklah mereka menutupkan hijabnya ke seluruh tubuh mereka“, maka ia menutup mukanya dan kepalanya serta menampakan mata kirinya“. Kemudian Allah SWT mengabarkan bahwa Dia maha pengampun atas segala kekurangan yang telah lampau dalam maslah tersebut sebelum turunya larangan dan peringatan dari-Nya.
    Allah berfirman:

    ” والقواعد من النساء اللاتي لا يرجون نكاحا فليس عليهن جناح أن يضعن ثيابهن غير متبرجات بزينة وأن يستعففن خير لهن والله سميع عليم ”
    “ Dan para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakan perhiasan, tetapi memelihari kehormatan adalah lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.“ (QS: An-Nur: 60)

    Allah mengabarkan bahwa para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin menikah (lagi), tidak ada dosa atas mereka untuk menanggalkan pakaian dari wajah dan tangan mereka jika mereka tidak bermaksud menampakan perhiasan mereka. Dari sini diketahui bahwa wanita yang berniat menampakan perhiasan tidak boleh menanggalkan pakaian dari wajah dan tanganya atau dari aurat lainya, dan ia berdosa ketika itu meskipun telah tua, karena setiap yang jatuh selalu ada yang memungutnya, dan karena menampakan perhiasan dapat menyebabkan fitnah terhadap pelakunya meskipun ia adalah orang yang tua, dan tentu dosanya lebih besar dan dampak fitnah terhadapnya juga besar.

    Allah mensyaratkan pada wanita tua hendaklah tidak termasuk yang masih ingin menikah (sebagaimana dalam ayat diatas), karena jika masih ingin nikah, maka keinginanya itu akan mendorongnya untuk selalu berhias dan menampakan perhiasanya demi mendapatkan pasangan, maka ia dilarang untuk menanggalkan pakaianya dari tempat-tempat perhiasanya untuk menghindarkan dia dan orang lain dari fitnah.

    Kemudian Allah menutup ayat-Nya dengan anjuran kepada para perempuan tua agar menjaga kehormatan, hal itu lebih baik bagi mereka meskipun mereka tidak punya maksud menampakan perhiasanya. Nampak dari sini keutamaan berhijab serta menutup aurat dengan pakaian meskipun oleh wanita tua, dan itu lebih baik bagi mereka dari pada menanggalkan pakaian, dengan demikian maka berhijab dan menjaga kehormatan dengan tidak menampakan perhiasan jauh lebih utama dan wajib bagi para remaji dan lebih menjauhkan mereka dai fitnah.
    Allah berfirman:

    “ Katakan kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandanganya, dan memelihara kemaluanya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandanganya, dan memelihara kemaluanya, dan janganlah menampakan perhiasanya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasanya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-pura saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka memiliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan ( terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung“. (QS: AN-Nur: 30-31)

    Dalam dua ayat diatas Allah SWT memerintahkan kepada laki-laki beriman dan para perempuan beriman agar menjaga pandangan dan memelihara kemaluan, hal itu karena betapa kejinya zina dan betapa besarnya kerusakan yang ditimbulkan olehnya, dan dikarenakan melepaskan pandangan merupakan jalan bagi datangnya penyakit hati dan terjadinya tindakan keji, sedangkan menjaga pandangan adalah sebab keselamatan dari hal-hal tersebut, karena itu Allah berfirman:

    “ Katakan kepada laki-laki beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluanya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.“ ( QS: An-Nur: 30).

    Maka menjaga pandangan dan memelihara kemaluan adalah lebih suci bagi orang-orang beriman di dunia maupun di akhirat, sedang melepaskan pandangan dan kemaluan adalah sebab kebinsaan dan azab di dunia dan akhirat. Kita memohon kepada Allah keselamatan dari itu semua.
    Allah yang Maha Agung dan Mulia juga mengabarkan bahwa Dia Maha Mengetahui apa yang diperbuat manusia, dan bahwasanya tiada sesuatu yang tersenbumyi dari-Nya, dan dalam yang demikian itu terdapat peringatan bagi orang-orang beriman agar tidak berbuat sesuatu yang diharamkan Allah SWT dan berpaling dari syariat-Nya, dan peringatan juga bagi mereka bahwa Allah melihatnya dan mengetahui seluruh perbuatanya yang baik maupun tidak, sebagaimana Dia berfirman:

    “ Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang tersembunyi dalam dada“. (QS: Ghafir: 19).
    Dan berfirman:

    “ Dan tidakkah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat al-qur’an serta tidak pula kamu melakukan suatu pekerjaan, melainkan kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukanya“. (QS: Yunus: 61). Maka wajib atas hambah untuk senantiasa waspada terhadap pengawasan Tuhanya, dan merasa malu kepada-Nya kalau sekiranya Dia melihatnya dalam keadaan berbuat maksiat, atau kehilanganya saat datang kewajiban taat kepada-Nya.

    Kemudian Dia berfirman:

    “ Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandanganya, dan memelihara kemaluanya“. (QS: An-Nur: 31).

    Allah memerintahkan para wanita beriman agar menjaga pandangan dan memelihara kemaluan –sebagaimana memerintahkan laki-laki beriman- untuk menjaga mereka dari fitnah dan menganjurkan mereka agar melakukan sebab-sebab yang mengantarkan kepada iffah (kesucian diri) dan keselamatan, kemudian berfirman:

    “ dan janganlah menampakan perhiasanya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat“.

    Ibnu Mas’ud berkomentar: “ ( yang biasa terlihat) yaitu pakaian yang terlihat, maka hal itu dimaafkan, dan yang dimaksud adalah pakaian yang tidak menampakan perhiasan dan fitnah. Adapun yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia menafsirkan (yang biasa terlihat) yakni wajah dan dua telapak tangan, maka itu terkait khusus dengan kondisi wanita sebelum turunya ayat yang memerintahkan hijab, adapun setelah itu Allah mewajibkan agar menutup seluruhnya, sebagaimana dalam ayat-ayat terdahulu dari surat Al-Ahzab dan yang lainya.

    Nampaknya apa yang dimaksud Ibnu Abbas adalah apa yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Talhah darinya, bahwa ia berkata,“ Allah memerintahkan para wanita orang-orang beriman, jika mereka keluar dari rumah untuk satu keperluan, agar menutupi wajah-wajah mereka dari mulai atas kepala mereka dengan jilbab, dan menampakan satu mata“.

    Dan syaikhul islam Ibnu Taimiyah juga telah menegaskan hal yang sama, begitu juga ulama lainya, dan itulah yang benar tanpa ada keraguan.

    Dan kita tentu tahu kerusakan dan fitnah yang dapat ditimbulkan akibat menampakan wajah dan kedua telapak tangan, Allah SWT berfirman dalam ayat terdahulu:
    ” وإذا سألتموهن متاعا فاسألوهن من وراء حجاب ذلكم أطهر لقلوبكم وقلوبهن ”

    “ Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka“. ( Al-Ahzab: 53).

    Dia tidak mengecualikan sesuatupun, dan ayat ini adalah muhkam, maka wajib untuk diambil dan dijadikan rujukan serta acuan bagi nas yang lainya. Dan hukum dalam ayat di atas adalah umum bagi istri-istri Nabi dan dan para wanita beriman lainya, dan surat Nur yang terdahulu juga menunjukan hal yang sama, yaitu apa yang disebutkan Allah terkait wanita tua dan haramnya mereka menanggalkan pakaian kecuali dengan dua syarat, pertama: mereka tidak lagi ada keinginan menikah, kedua: tidak ada maksud menampakan perhiasan, dan hal itu sudah diterangkan dalam pembicaraan terdahulu, sesungguhnya ayat tersebut adalah hujjah yang terang dan dalil yang qath’i (pasti) menunjukan haram bagi wanita untuk membuka aurat dan menampakan perhiasan.

    Dan riwayat dari Aisyah tentang hadits ifki juga menunjukan itu, bahwa ia menutup mukanya ketika mendengar suara Safwan bin Al-Mu’athal As-Sulami, Aisyah berkata,“ sesungguhnya Safwan mengenalnya sebelum turun ayat hijab“, maka itu menunjukan bahwa para wanita tidak dikenal dikarenakan mereka menutup wajahnya. Maka fenomena yang nampak dewasa ini pada wanita yang menampakan aurat dan memperlihatkan sisi-sisi perhiasan adalah bentuk prilaku yang menyimpang jauh, karena itu wajib dicegah, dan segala pintu yang dapat menimbulkan kerusakan dan prilaku keji harus ditutup.

    Diantara sebab-sebab kerusakan adalah berkhalwatnya laki-laki dengan wanita, bepergian dengan mereka tanpa mahram, Rasulullah saw bersabda:
    ” لا تسافر امرأة إلا مع ذي محرم, ولا يخلون رجل بامرأة إلا ومعها ذو محرم “, وقال صلى الله عليه وسلم,” لا يخلون رجل بامرأة , فإن الشيطان ثالثهما”, وقال صلى الله عليه وسلم,” لا يبيتن رجل عند امرأة إلا أن يكون زوجا لها أو ذا محرم ”

    “ Tidak boleh seorang wanita bepergian kecuali beersama mahramnya, dan tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat bersama seorang perempuan kecuali bersama mahramnya“, dan bersabda,“ Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan, karena yang ketiga adalah setan“, dan bersabda,“ Tidak boleh seorang laki-laki menginap di tempat seorang perempuan kecuali jika ia suaminya atau mahramnya“. (HR: Muslim)

    Maka bertaqwalah kalian wahai kaum muslimin, bimbinglah para wanita kalian, cegahlah mereka dari berbuat sesuatu yang diharamkan Allah, seperti membuka aurat, menampakan perhiasan dan bertasyabbuh (menyerupai) orang-orang nasrani atau yang menyerupi mereka, dan ketahuilah bahwa diam melihat kemungkaran-kemungkaran di atas adalah bentuk partisipasi dalam melakukan dosa yang sama, dan mengundang murka Allah serta azabnya, semoga Allah SWT memelihara kita dari keburukan semua itu.

    Dan diantara kewajiban terbesar adalah memperingatkan para laki-laki agar tidak berkhalwat (menyendiri) dengan wanita atau masuk ketempat mereka atau bepergian bersama mereka tanpa mahram, karena semua itu adalah sarana yang dapat mengantarkan kepada fitnah dan kerusakan. Rasulullah saw bersabda:

    “ Tidak ada fitnah setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain wanita, dan bersabda,“ Dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian khalifah di dalamnya, lalu Dia melihat apa yang kalian perbuat, maka jauhilah dunia dan jauhilah wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani israil adalah wanita“, dan beliau bersabda,“ bisa jadi wanita berpakain di dunia akan telanjang di akhirat“, dan bersabda,“ Dua golongan ahli neraka yang tidak akan aku lihat; wanita berpakaian tapi telanjang, menyeleweng dari kebenaran dan kesucian diri, condong kepada perbuatan keji dan batil, kepala mereka bagaikan punuk (unta) yang condong(ia perbesar dengan lipatan kerudung/serban), mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, dan laki- laki yang memukuli manusia dengan pecut seperti ekor sapi di tanganya“.

    Ini adalah peringatan keras bagi prilaku menampakan aurat dan memperlihatkan perhiasan, memakai pakaian tipis dan pendek, menyimpang dari kebenaran dan iffah (kesucian diri) serta condong kepada perbuatan keji dan batil, juga peringatan keras bagi prilaku mendzalimi manusia dan menginjak-nginjak hak-hak mereka mereka, serta ancaman bagi orang yang berbuat itu dengan diharamkan masuk surga, kita memohon kepada Allah keselamatan dari semua itu.

    Dan diantara kerusakan terbesar adalah prilaku kebanyakan wanita yang menyerupai wanita-wanita kafir dari kalangan nasrani dan yang lainya dalam berpakaian minim, memamerkan rambut dan perhiasan, menyisir rambut dengan gaya orang-orang kafir dan fasik, menkuncir rambut, memakai kepala buatan…, dan Rasulullah saw bersabda:

    “ Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka.“, dan kita tahu prilaku tasyabuh dan pakaian minim yang menjadikan wanita mirip telanjang dapat menimbulkan kerusakan dan fitnah, tipisnya agama dan hilanganya rasa malu, maka hal seperti itu harus diwaspadai dengan penuh kewaspadaan, mencegah wanita dari prilaku demikian dan hendaklah bersikap keras terhadapnya, karena akibatnya sangat buruk, kerusakanya amat besar dan tidak boleh diremehkan khususnya terhadap anak-anak gadis, karena membiarkan mereka dalam situasi seperti itu akan menjadikan mereka terbiasa denganya dan tidak suka kecuali dengan itu ketika besar, sehingga akan terjadi kerusakan dan fitnah yang menakutkan yang banyak terjadi terhadap wanita-wanita dewasa.

    Bertaqwalah kalian wahai hamba Allah, jauhilah apa yang diharamkan Allah, tolong-menolonglah dalam kebajikan dan taqwa, saling menasehatilah dalam mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran, dan ketauilah bahwasanya Allah akan meminta pertanggungjawaban kalian tentang hal itu, Dia akan memberi balasan atas amal perbuatan kalian, dan Dia Yang Maha Suci selalu menyertai orang-orang yang sabar, yang bertaqwa dan yang berbuat kebaikan, maka bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian, dan bertaqwalah kepada Allah, dan berbuat baiklah karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.

    Tidak diragukan bahwa kewajiban penguasa, pemimpin, hakim dan ulama lebih besar dari kewajiban selain mereka, dan bahaya yang mengitari mereka lebih besar, dan fitnah akibat diamnya mereka dalam menginkari kemungkaran juga besar.

    Dan mengingkari kemungkaran bukan tugas mereka saja, tetapi itu adalah tugas seluruh kaum muslimin, -lebih-lebih orang-orang yang berkedudukan diantara mereka, dan pembesar mereka, khususnya para wali dan suami bagi para wanita- untuk mengingkari kemungkaran ini, keras dalam mengingkarinya, juga terhadap oarang yang meremehkan hal itu, semoga Allah mnghilangkan cobaan yang menimpa kita dan menunjukan kita kepada jalan yang lurus.

    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda dalam hadits shahih:

    ” ما من نبي بعثه الله في أمة قبلي إلا كان له من أمته حواريون وأصحاب يأخذون بسنته ويقتدون بأمره, ثم إنها تختلف من بعدهم خلوف يقولون ما لا يعلمون, ويفعلون ما لا يؤمرون, فمن جاهدهم بيده فهو مؤمن, ومن جاهدهم بلسانه فهو مؤمن, ومن جاهدهم بقلبه فهو مؤمن, وليس وراء ذلك من الإيمان حبة خردل “.

    ” Tidak ada Nabi yang diutus Allah kepada umat sebelumku kecuali Dia memiliki pengikut-pengikut yang setia dan sahabat-sahabat yang berpegang teguh dengan sunnahnya dan mengikuti perintahnya, kemudian datang setelah mereka orang-orang yang tidak berguna berselisih dan mengatakan sesuatu yang tidak mereka ketahui, dan mengerjakan sesuatu yang mereka tidak diperintahkan, barang siapa yang berjihad dalam membimbing mereka dengan tanganya (kekuasaanya) maka dia orang beriman, dan barang siapa berjihad membimbing mereka dengan lisanya maka dia orang beriman, dan barang siapa berjihad mengingkari mereka dengan hatinya maka dia orang beriman, dan tidak ada iman sebiji sawipun dibelakang itu”.

    Dan aku memohon kepada Allah agar memenangkan agamanya, meninggikan kalimatnya, membimbing para pemimpinan kami, menghilangkan kerusakan dan memenangkan kebenaran dengan perantara mereka, juga membimbing orang-orang dekat mereka, memberikan taufiknya kepada kami, kalian dan mereka serta seluruh umat islam untuk mencapai kemaslahatan hamba dan Negara dalam hidup di dunia maupun di akhirat, sesungguhnya Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu, lebih-lebih dalam mengabulkan doa, cukuplah Allah sebagai penolong dan wakil bagi kami, dan tiada daya dan kekuatan melainkan daya dan kekuatan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, salawat dan salam serta keberkahan senantiasa tercurah kepada hamba-Nya Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam dan kepada sahabat serta orang-orang yang mengikutinya dengan baik hingga akhir zaman.

    Soal: Saat kami bepergian ke luar Saudi Arabiah, apakah boleh bagi kami untuk membuka wajah dan melepas hijab, mengingat kami berada jauh dari negeri kami dan tidak seorang pun mengenali kami, karena ibu kami selalu berusaha mempengaruhi ayah kami agar memaksa kami untuk membuka wajah, hal itu karena orang-orang menanggap kami memperhatikan mereka jika kami menutup wajah?

    Jawab: Tidak boleh bagi anda juga bagi wanita selain anda untuk membuka hijab di negeri kafir, sebagaimana tidak boleh hal itu di negeri muslim, berhijab dari laki-laki asing baik muslim maupun kafir tetap wajib, bahkan kewajiban berhijab dari orang kafir lebih kuat, karena mereka tidak memiliki iman yang dapat membentengi mereka dari larangan Allah, dan tidak boleh bagi anda juga bagi selain anda untuk taat kepada kedua orang tua anda atau kepada selain mereka dalam bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab:

    “ Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri nabi), maka mintalah dari belakang tabir“. ( Al-Ahzab: 53). Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa berhijabnya wanita dari lak-laki yang bukan mahram lebih suci bagi hati semuanya, dan Dia berfirman dalam surat An-Nur:

    “ Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandanganya, dan memelihara kemaluanya“. (QS: An-Nur: 31)

    Soal: Apa hukum menemui pelayan dan sopir, apakah mereka termasuk dalam kategori orang-orang asing, ibuku suka menyuruhku untuk keluar menemui pelayan dan memintaku untuk memakai isyarob di atas kepalaku, apakah hal ini diperbolehkan dalam agama kita?

    Jawab: Sopir dan pembantu sama dengan laki-laki lainya, wajib berhijab dari mereka jika mereka bukan mahram, dan tidak boleh membuka hijab di hadapan mereka, begitu pula berkhalwat dengan mereka, karena Rasulullah Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
    ” لا يخلون رجل بامرأة , فإن الشيطان ثالثهما ”

    “ Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita karena setan yang ketiga“. Dan karena umumnya dalil yang mewajibkan berhijab dan mengharamkan memperlihatkan perhiasan dan membuka hijab kepada yang bukan mahram, dan tidak boleh taat kepada ibu atau lainya dalam berbuat sesuatu yang sifatnya bermaksiat kepada Allah .

    Soal: Apa hukum mengejek orang yang memakai hijab syar’i dan yang menutup wajah dan kedua tanganya?

    Jawab: Orang yang mengejek muslimah atau muslim disebabkan komitmen mereka dengan syariat islam adalah kafir, baik hal itu dalam masalah berhijab atau yang lainya, karena Abdullah bin Umar r.a. berkata: seorang laki-laki berkata dalam perang tabuk dalam satu majlis: Aku tidak pernah melihat orang-orang yang seperti para ahli qur’an kita ini yang lebih rakus perutnya, lebih bohong mulutnya dan lebih penakut untuk bertemu, seseorang berkata: kamu bohong, kamu yang munafik, sungguh aku akan memberitahu Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam , maka sampailah kabar itu kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam , lalu turunlah alqur’an, Abdullah bin Umar berkata: Dan saya melihatnya terikat dengan tali unta Rasulullah Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam dalam keadaan tertimpa batu seraya membaca:

    “ Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab,“ sesungguhnya kami hanya bersendagurau dan bermain-main saja,“ Katakanlah,“ Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?, tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah taubat), niscaya kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (selalu) berbuat dosa“.
    (QS: At-Taubah: 65-66).

    Allah mengatagorikan ejekanya terhadap orang-orang beriman berarti mengejek Allah dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya.

    Washalallah alaa Nabiyinaa Muhammad wa all aalihi wa shahbihi wasallam

    Terjemah : Muh. Lutfi Firdaus
    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
    Islamhouse.com

    =========


    your comment
  • Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Bismillahirrahmanirrahiim.

    Kepribadian Nabi Shallallahu `alaihi Wasallam

    Pada tulisan ini akan kami ketengahkan tentang kepribadian Nabi shallallahu `alaihi wasallam yang sangat mulia dengan mengambil keterangan dan dalil dari sunnah yang sahihah. Diantara keterangan dan dalil tersebut adalah:

    • (( كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أحسن الناس وجها ، وأحسنه خلقا ، ليس بالطويل الذاهب ولا بالقصير )) متفق عليه.
    Adalah wajah rasulullah shallallahu `alaihi wasallam yang paling rupawan, yang paling bagus fisiknya, tidak terlalu tinggi dan tidak pendek “. muttafaq alaih . [1]

    • (( وكان رسول الله أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا تكلم بكلمة أعادها ثلاثاً حتى تفهم عنه ، وإذا أتى على قوم؛ فسلم عليهم؛ سلم عليهم ثلاثاً )) . رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
    Adalah Nabi shallallahu `alaihi wasallam bila mengucapkan satu kata, beliau mengulanginya 3x hingga ucapan tersebut dipahami, dan bila mendatangi suatu kaum lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka, beliau mengucapkannya sebanyak 3x,” HR. Bukhari . [2]

    • وكان صلى الله عليه وسلم إذا راعه شيء قال : (( هو الله ربي لا أشرك به شيئا )) أخرجه النسائي في عمل الليوم والليلة.
    Adalah rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bila merasa khawatir terhadap sesuatu beliau mengucapkan, ” Dialah Rabbku , aku tidak menyekutukannya dengan sesuatupun jua”. H.R. Nasa’I dalam kitab Amalul yaum wa llailah. [3]

    • (( وكان فراش رسول الله صلى الله عليه وسلم الذي ينام عليه أدما حشوه ليف )) متفق عليه.
    Kasur tempat tidur rasulullah shallallahu `alaihi wasallam terbuat dari kulit yang diisi sabut. Muttafaq alaih. [4]

    • (( وكان رحيما ، وكان لا يأتيه أحد إلا وعده وأنجز له إن كان عنده )) أخرجه البخاري في الأدب المفرد.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersifat penyayang, setiap orang yang mengeluh kepadanya selalu dijanjikan dan dipenuhinya janjinya jika memang beliau mampu. Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Adab Mufrad. [5]

    • و (( كان كلام رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كلاماً فصلاً يفهمه كل من يسمعه )) رواه أبو داود
    Adalah ucapan Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam, ucapan yang jelas dapat dipahami oleh setiap orang yang mendengarnya. H.R. Abu Daud. [6]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم لا يسأل شيئا إلا أعطاه أو سكت )) أخرجه الحاكم.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam selalu memberi saat dimintai atau beliau diam. H.R. Hakim. [7]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم لا ينام إلا والسواك عنده فإذا استيقظ بدأ بالسواك )) أخرجه أحمد .
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam saat tidur siwak ada di sisinya, dan bila bangun beliau langsung bersiwak. H.R. Ahmad. [8]

    • (( كان رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يتخلف في المسير ؛ فيزجي الضعيف ويردف ، ويدعو له )). رَوَاهُ أبُو دَاوُدَ.
    “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam berada di belakang rombongan, lalu beliau memberi semangat kepada yang lemah dan memboncengkannya serta mendoakannya”. H.R. Abu Daud. [9]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا اشتد البرد بكر بالصلاة ، وإذا اشتد الحر أبرد بالصلاة )) أخرجه البخاري.
    Apabila suhu udara sangat dingin beliau menyegerakan shalat dan apabila suhu udara sangat panas beliau mengakhirkan shalat. H.R. Bukhari. [10]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا اشتكى نفث على نفسه بالمعوذات ، ومسح عنه بيده )) متفق عليه.
    Apabila beliau merasa sakit beliau membaca Al Mu’awwizat ( surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas ) lalu meniupkan ke telapak tangannya dan mengusap bagian yang sakit dengan telapak tangan tersebut . muttafaq alaih. [11]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا اكتحل اكتحل وترا ، وإذا استجمر استجمر وترا ، ومسح عنه بيده )) أخرجه أحمد.
    Apabila beliau memakai celak, beliau melakukannya dengan bilangan ganjil, dan bila beristinja’ juga melakukannya dengan bilangan ganjil. H.R. Ahmad. [12]

    • و(( كان صلى الله عليه وسلم تعجبه الريح الطيبة )) أخرجه أحمد وأبو داود.
    Beliau sangat gembira dengan angin sepoi-sepoi. H.R. Ahmad dan Abu Daud. [13]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا أتاه أمر يسره ، أو يسر به ، خر ساجدا شكرا لله تبارك وتعالى )) أخرجه الترمذي وابن ماجه.
    Apabila beliau mendapat kabar gembira , beliau bersujud mensyukuri nikmat Allah tabaraka wa ta’ala. H.R. Tirmizi dan Ibnu Majah. [14]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى )) أخرجه أحمد وأبو داود.
    Apabila beliau gelisah atau mendapati suatu masalah beliau melakukan shalat.H.R. Ahmad dan Abu Daud. [15]

    • و (( كان رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إذا خطب احمرت عيناه، وعلا صوته، واشتد غضبه حتى كأنه منذر جيش يقول ( صبحكم ومساكم ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
    “ Adalah Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bila berkhutbah matanya memerah, suaranya meninggi, emosinya naik, seolah-olah beliau sedang memberi perintah kepada pasukan, ia bersabda: “(musuh mungkin akan menyerang) di waktu pagi atau sore”. H.R. Muslim. [16]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا دخل بيته بدأ بالسواك )) أخرجه مسلم.
    Setiap masuk ke rumahnya beliau memulainya dengan bersiwak.H.R. Muslim. [17]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا دعا بدأ بنفسه )) أخرجه أبو داود.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bila berdoa beliau mulai dengan berdoa untuk dirinya. H.R. Abu Daud. [18]

    • و (( كان رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إذا سر استنار وجهه حتى كأن وجهه قطعة قمر )) متفق عليه.
    Biasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bila gembira wajahnya bercahaya seperti bulan purnama. Muttafaq alaih . [19]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا كربه أمر قال : يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث )) أخرجه الترمذي.
    Apabila rasulullah shallallahu `alaihi wasallam ditimpa kesusahan beliau berdoa, ” Ya Hayyu Ya Qayyum (wahai Dzat yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri), dengan rahmat-Mu aku minta tolong”. H.R. Tirmizi. [20]
    • و (( كان صلى الله عليه وسلم يقرأ مترسلا: إذا مر بآية فيها تسبيح سبح ، وإذا مر بسؤال سأل ، وإذا مر بتعوذ تعوذ )) أخرجه مسلم.
    Adalah rasulullah shallallahu `alaihi wasallam membaca Al quran dengan lambat, bila melewati ayat mengandung tasbih, beliau bertasbih, bila melewati ayat mengandung permohonan, beliau memohon, bila melewati ayat mengandung perlindungan, beliau memnta perlindungan. H.R. Muslim. [21]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا مرض أحد من أهله نفث عليه بالمعوذات )) أخرجه مسلم.
    Apabila salah seorang dari keluarganya sakit beliau membacakan Al Mu’awwizat ( surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas ) lalu meniupkan (ke telapak tangannya dan mengusap bagian yang sakit dengan telapak tangan tersebut ) H.R. Muslim .[22]

    • (( كان صلى الله عليه وسلم لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ، ولا يطعم يوم الأضحى حتى يصلي )) أخرجه أحمد والترمذي.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam sebelum berangkat shalat ‘idul fitri makan terlebih dahulu, dan jika hari ‘idul adha beliau makan setelah shalat. H.R. Ahmad dan Tirmizi. [23]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم لا يدخر شيئا لغد )) أخرجه الترمذي.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam tidak pernah menyimpan sesuatu untuk esok hari. H.R. Tirmizi. [24]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم يباشر نساءه فوق الإزار وهن حيض )) متفق عليه.
    Adalah rasulullah shallallahu `alaihi wasallam terkadang mencumbui istrinya yang sedang haid dari atas kain (menggunakang penghalang). Muttafaq alaih. [25]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم يتحرى صوم الإثنين والخميس )) أخرجه الترمذي والنسائي.
    Adalah rasulullah shallallahu `alaihi wasallam melakukan puasa senin dan kamis. H.R. Tirmizi dan Nasa’i. [26]

    • و (( كان رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يعجبه التيمن في شأنه كله: في طهوره، وترجله، وتنعله )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
    “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam sangat menyukai untuk memulai setiap pekerjaannya dari yang sebelah kanan; dalam bersuci, menyisir rambut dan memakai sandal”. Muttafaq ’alaih. [27]

    • و (( كان رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يذكر اللَّه على كل أحيانه )) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam selalu berzikir kepada Allah Ta’ala dalam segala keadaan”. HR. Muslim . [28]
    DanKa’ab bin Malik radhiyallahu `anhu berkata,” amat sedikit Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam mulai bepergian kecuali pada hari Kamis”. H.R. Bukhari .[29]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم يصلي على راحلته حيث توجهت ، فإذا أراد الفريضة نزل فاستقبل القبلة )) أخرجه البخاري.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bila shalat di atas kendaraannya beliau menghadap kearah mana kendaraannya menghadap, namun bila hendak melakukan shalat fardhu beliau turun dari kendaraan dan menghadap kiblat. H.R. Bukhari . [30]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم يقبل بعض أزواجه ثم يصلي ولا يتوضأ )) أخرجه النسائي وابن ماجه.
    Beliau terkadang mencium istrinya lalu pergi shalat tanpa berwudhu kembali. H.R. Nasa’I dan Ibnu Majah. [31]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم يقبل ويباشر وهو صائم ، وكان أملككم لإربه )) متفق عليه.
    Beliau saat berpuasa sering bercumbu dan mencium istrinya, tapi dia sangat mampu mengendalikan diri (syahwat) . muttafaq alaih. [32]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم النبي لا يطرق أهله ، كان لا يدخل إلا غدوة أو عشية )) متفق عليه.
    Nabi shallallahu `alaihi wasallam tidak pernah mengetuk pintu rumahnya (dimalam hari) dan bila masuk rumah beliau selalu masuk pada waktu pagi atau sore hari. Muttafaq alaih. [33]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم رسول الله يحب العسل والحلوى ، وكان إذا انصرف من العصر دخل على نسائه فيدنو من إحداهن )) متفق عليه.
    “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam sangat menyukai madu dan manisan, apabila beliau keluar dari shalat ashar beliau masuk ke rumah salah seorang istrinya dan mendekatinya”. Muttafaq alaih . [34]

    • و (( كان أحب الثياب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم القميص )) أخرجه أبو داود والترمذي.
    “Pakaian yang paling disukai rasulullah shallallahu `alaihi wasallam adalah qamis”. H.R. Abu Daud dan Tirmizi. [35]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم إذا أراد الحاجة أبعد )) أخرجه أحمد والنسائي.
    “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bila hendak buang hajat beliau menjauh”. H.R. Ahmad dan Nasa’i. [36]

    • و ((كان صلى الله عليه وسلم لا يقدم مِنْ سفر إلا نهارا في الضحى، فإذا قدم بدأ بالمسجد فصلى فيه ركعتين ثم جلس فيه )) متفق عليه.
    “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam biasanya datang dari perjalan jauh pada siang hari di waktu dhuha dan bila datang singgah dulu di masjid, lalu beliau shalat dua rakaat dan duduk sebentar”. Muttafaq alaih . [37]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم يلبس النعال السبتية ، ويصفر لحيته بالورس والزعفران ) أخرجه أبو داود والنسائي.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam memakai terompah yang terbuat dari kulit sapi, beliau mewarnai janggutnya dengan warna kuning dari tumbuhan wars dan zafaron. H.R. Abu Daud dan Nasa’i. [38]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم يوجز في الصلاة ويتم )) أخرجه مسلم.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam shalat dengan ringkas tapi sempurna. H.R. Muslim . [39]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم لا يقوم من مصلاه الذي يصلي فيه الصبح أو الغداة حتى تطلع الشمس ، فإذا طلعت الشمس قام )) أخرجه مسلم .
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam setelah selesai mengerjakan shalat shubuh tidak keluar dari masjidnya hingga matahari terbit, dan bila matahari telah terbit beliau beranjak. H.R. Muslim . [40]

    • و (( كان النبي صلى الله عليه وسلم مربوعا ، بعيد ما بين المنكبين ، له شعر يبلغ شحمة أذنينه )) متفق عليه.
    Nabi shallallahu `alaihi wasallam memiliki tinggi badan yang sedang, berdada bidang, rambutnya panjang hingga daun telinga. Muttafaq alaih [41]

    • و (( كان شعر رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلا ، ليس بالسبط ولا الجعد ، بين أذنيه وعاتقه )) متفق عليه.
    Rambut Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam berombak-ombak , tidak lurus dan tidak keriting, panjangnya antara telinga dan bahu. Muttafaq alaih . [42]

    • و (( كان لرسول الله صلى الله عليه وسلم خاتم فضة يتختم به في يمينه )) أخرجه النسائي.
    Rasulullah memiliki cincin dari perak yang dipakai di tangan kanannya. H.R. Nasa’i. [43]

    • و (( كان رسول اللهصلى الله عليه وسلم لا يتوضأ بعد الغسل )) أخرجه الترمذي والنسائي.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam setelah mandi (jinabah) tidak berwudhu lagi. H.R. Tirmizi dan Nasa’i. [44]

    • و (( كان رسول اللهصلى الله عليه وسلم يتوضأ بالمد ويغتسل بالصاع )) أخرجه أبو داود والنسائي.
    “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam menggunakan air untuk berwudhu cukup satu mud , dan mandi cukup satu sha’”. H.R. Abu Daud dan Nasa’i. [45]

    • و (( كان رسول اللهصلى الله عليه وسلم يصوم من كل شهر ثلاثة أيام الإثنين والخميس من هذه الجمعة والإثنين من المقبلة )) أخرجه أبو داود والنسائي.
    “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam tiga hari dalam setiap bulan, senin dan kamis pekan ini dan senin pekan depan”. H.R. Abu Daud dan Nasa’i. [46]

    • و (( كان صلى الله عليه وسلم ينام أول الليل ويحي آخره )) متفق عليه.
    “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam tidur di awal malam dantahajjud di akhir malam”. Muttafaq alaih . [47]

    • و (( كان رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يبيت الليالي المتتابعة طاوياً، وأهله لا يجدون عشاء،
    وكان أكثر خبزهم خبر الشعير )) أخرجه أحمد.
    “Adalah Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam beberapa malam berturut-turut berlalu sedangkan keluarga beliau tidak mendapat makan malam dan roti beliau umumnya terbuat dari gandum yang kasar”. HR. Ahmad. [48]

    • وكان رَسُول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يقول (( إنه ليغان على قلبي وإني لأستغفر اللَّه في اليوم مائة مرة )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
    “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya hatiku kelabu dan sesungguhnya aku minta ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari 100x”. HR. Muslim. [49]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( إذا أتاكم كريم قوم فأكرموه )) أخرجه ابن ماجه.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda ,” bila datang pembesar suatu kaum maka muliakanlah dia.” H.R. Ibnu Majah. [50]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( اللهم أحيني مسكينا ، وأمتني مسكينا ، واحشرني في زمرة المساكين )) أخرجه ابن ماجه.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda ,” Ya Allah hidupkan aku dalam keadaan miskin, wafatkan aku dalam keadaan miskin dan kumpulkan aku di padang mahsyar bersama rombongan orang miskin” (maksud miskin disini adalah selalu membutuhkan kepada Allah s.w.t). H.R. Ibnu Majah. [51]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : ((لو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلاً ولبكيتم كثيرا ))متفق عليه.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Andai kalian mengetahui apa yang kuketahui niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis”. Muttafaq alaih . [52]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : ((أكثروا ذكر هاذم اللذات )) أخرجه الترمذي والنسائي.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda ,”Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan (mati).H.R. Tirmizi dan Nasa’i. [53]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( لا يحل لمسلم أن يهجر أخاه فوق ثلاث ليال: يلتقيان فيعرض هذا ويعرض هذا؛ وخيرهما الذي يبدأ بالسلام )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Tidak halal bagi seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga malam, mereka bertemu lalu yang ini memalingkan mukanya dan yang ini juga memalingkan mukanya, yang terbaik di antara mereka adalah yang memulai mengucapkan salam”. Muttafaq ’alaih. [54]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( إياكم والظن؛ فإن الظن أكذب الحديث، ولا تحسسوا، ولا تجسسوا ، ولا تنافسوا ، ولا تحاسدوا، ولا تباغضوا ، ولا تدابروا ؛ وكونوا -عباد اللَّه- إخوانا )) متفق عليه.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Hindarilah berburuk sangka karena sesungguhnya beburuk sangka adalah pembicaraan yang paling dusta dan janganlah mencari-cari aib, dan janganlah memata-matai, dan janganlah saling berlomba mengambil hak orang, dan janganlah saling dengki, dan janganlah saling membenci, dan janganlah saling tidak peduli, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara”. Muttafaq alaih .[55]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : ((لا يكون اللعانون شفعاء ولا شهداء يوم القيامة )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Orang yang suka melaknat, syafaat dan persaksiannya di hari kiamat tidak diterima”. HR. Muslim. [56]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( … من شرار الناس؛ ذا الوجهين الذي يأتي هؤلاء بوجه وهؤلاء بوجه )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda ,” manusia yang paling jahat adalah yang bermuka dua, yang mendatangi kelompok ini dengan satu muka dan kepada kelompok itu dengan muka yang lain”. Muttafaq ’alaih. [57]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( المسلم أخو المسلم : لا يظلمه ولا يسلمه ، من كان في حاجة أخيه كان اللَّه في حاجته ، ومن فرج عن مسلم كربة فرج اللَّه عنه بها كربة من كرب يوم القيامة، ومن ستر مسلماً ستره اللَّه يوم القيامة )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “seorang muslim saudara bagi muslim lainnya, maka janganlah menganiaya saudaranya, dan menyerahkannya kepada musuh, siapa yang menolong hajat saudaranya, Allah menolong hajat orang tersebut, dan siapa yang melepaskan seorang muslim dari kesulitan, Allah melepaskan di hari kiamat kesulitan orang tersebut, dan siapa yang menutup kesalahan seorang muslim, Allah menutup di hari kiamat kesalahan orang tersebut . Muttafaq ’alaih . [58]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( لا تباغضوا ، ولا تحاسدوا ، ولا تدابروا ، ولا تقاطعوا، وكونوا -عباد اللَّه- إخواناً. ولا يحل لمسلم أن يهجر أخاه فوق ثلاث )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
    Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Janganlah kalian : saling benci, saling dengki, dan jangan saling membalikkan tubuh, dan jangan saling memutuskan hubungan dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara, tidak halal bagi seorang muslim tidak menyapa saudaranya lebih dari 3 hari”. Muttafaq ’alaih. [59]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( اتقوا الظلم؛ فإن الظلم ظلمات يوم القيامة ، واتقوا الشح؛ فإن الشح أهلك من كان قبلكم : حملهم على أن سفكوا دماءهم ، واستحلوا محارمهم )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Hindarilah berbuat zalim, karena sesungguhnya kezaliman berakibat kegelapan di hari kiamat, dan hindarilah sifat kikir, karena sesungguhnya sifat kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian; sifat ini membawa mereka saling menumpahkan darah, dan menghalalkan hal yang telah diharamkan Allah .” HR. Muslim . [60]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( إذا رأيتم المداحين، فاحثوا في وجوههم التراب )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Apabila kalian melihat orang yang suka memuji maka tumpahkanlah tanah ke wajah mereka”. HR. Muslim. [61]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( لا تزكوا أنفسكم الله أعلم بأهل البر منكم )) أخرجه مسلم.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda ,” janganlah kalian menganggap suci diri kalian , Allah lebih tahu siapa yang berbuat baik diantara kalian. H.R. Muslim .[62]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ المَوْتَ لِضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِيْ مَا كَانَتْ الحَيَاةُ خَيْرًا ِليْ ، وَتَوَفَّنِيْ إِذَا كَانَتْ الوَفَاةُ خَيْرًا لِيْ )) مُتَّفّقٌ عَلَيْهِ.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Janganlah salah seorang diantara kamu menginginkan kematian karena musibah yang menimpanya jika ia tetap akan melakukannya, katakanlah : “Ya Allah hidupkan aku selagi hidup lebih baik untukku, dan wafatkan aku jika wafat lebih baik untukku”. Muttafaq ’alaih. [63]

    • وكان صلى الله عليه وسلم يقول : (( من استطاع منكم أن ينفع أخاه فليفعل )) أخرجه مسلم.
    Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda ,” barangsiapa yang mampu memberi manfaat untuk saudaranya maka lakukanlah.H.R. Muslim .[64]


    your comment
  • Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuhu…
    Bismillaahirrohmaanirrohiim

    Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurah atas nabi kita Muhammad, keluarga beserta shahabat beliau.

    Ummat Islam adalah ummat yang murni dan suci dalam perkara akidah, ibadah dan muamalah. Nabi shallallahu’alaihiwasallam melarang hal-hal yang dapat membangkitkan amarah serta menimbulkan permusuhan dan kebencian. Beliau bersabda:

    “Janganlah kalian saling bermusuhan, saling iri, saling membelakangi, dan janganlah kalian saling memutuskan hubungan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari”. (H.R Muslim)

    Beliau juga menganjurkan untuk saling mencintai dan berkasih sayang. “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangannya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai … (H.R Muslim)

    Ketika Nabi shallallahu’alaihiwasallam ditanya manusia yang paling utama, beliau menjawab: “Setiap orang yang makhmul al-qalb dan shaduq al-lisan (sangat benar ucapannya). Para shahabat lalu bertanya: Kami mengetahui tentang Shaduqul lisan, akan tetapi apa maksud dari makhmul al-qalb ? Maka beliau menjawab: Yaitu orang yang bertakwa lagi bersih (jiwanya), tidak mempunyai dosa, kedzaliman, dendam, maupun rasa iri dengki”. (H.R Ibnu Majah).

    Jiwa yang bersih merupakan salah satu nikmat yang dianugrahkan kepada ahli surga ketika mereka masuk ke dalamnya.

    وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَاناً عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ
    “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan” (Q.S Al-Hijr 47)

    Kebersihan jiwa memberikan ketenangan di dunia dan keberuntungan di akherat serta merupakan salah satu sebab masuk ke dalam surga. Ibnu Hazm menceritakan keadaan orang-orang yang dengki dan bermusuhan, yang hati mereka dalam keadaan sakit: “Aku memperhatikan kebanyakan manusia – kecuali yang Allah pelihara dan jumlah mereka sedikit – menyegerakan kesengsaraan, gundah gulana serta keletihan bagi diri mereka di dunia, lalu memikul dosa yang besar di akherat sehingga menyebabkan (mereka) masuk ke dalam neraka dengan sesuatu hal yang sama sekali tidak mendatangkan manfaat, seperti menginginkan harga barang yang melambung yang menyengsarakan masyarakat, dan mereka yang tidak berdosa.

    Begitu pula mengangan-angankan datangnya musibah yang dahsyat terhadap orang yang ia benci. Padahal mereka sadar kalau keinginan buruk tadi tidak akan menyegerakan (kemudharatan) sedikitpun.

    Seandainya niat mereka bersih dan mereka perbaiki, tentulah ketenangan akan mereka dapatkan dan mereka menyibukkan diri untuk kebaikan urusan mereka. Pahala yang besar juga akan mereka raih di akherat dengan tanpa mengakhirkan atau menghalangi sedikitpun dari apa yang mereka inginkan. Maka adakah tipuan yang lebih besar keadaannya dari apa yang telah kami peringatkan? Dan kebahagian mana yang lebih besar dari apa yang telah kita anjurkan ?

    Banyak orang pada saat ini yang tidak memakan barang yang haram atau memandang pada apa yang diharamkan, akan tetapi ia membiarkan hatinya bergelimang dalam rasa dendam dan kedengkian. Berkata Fath bin Syakhraf: Abdullah al-Antaki berkata padaku: “Wahai Khurasani: Kunci segala perkara itu hanya ada empat, tidak lebih: Pandanganmu, lisanmu, hatimu dan nafsumu. Maka perhatikanlah matamu, jangan sampai memandang pada apa yang tidak halal, dan perhatikan lisanmu, jangan mengucapkan sesuatu yang Allah mengetahui apa yang tidak bersesuaian dengannya dalam hatimu.

    Perhatikan juga hatimu, jangan sampai tersimpan rasa dendam dan dengki pada salah seorang dari kaum muslimin. Perhatikan pula nafsumu, jangan sampai menginginkan sedikitpun dari kejahatan. Jika dirimu tidak memiliki empat hal di atas maka tuangkanlah abu di atas kepalamu, karena engkau telah celaka”.

    Sebagian orang menyangka bahwa tanda hati yang selamat itu adalah gampang tertipu dan ditertawakan, ini adalah tidak benar. Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: “Perbedaan antara jiwa yang selamat dan lemah fikiran serta lalai adalah bahwa jiwa yang selamat tidak menginginkan kejahatan setelah mengetahuinya, sehingga hatinya terbebas dari keinginan melakukannya dan bukan mengetahui kejahatan lalu melakukannya. Ini berbeda dengan orang yang bodoh dan lalai yang mana ia jahil dan sedikit pengetahuannya. Hal seperti ini tidak terpuji, karena merupakan suatu kekurangan. Manusia memuji orang semacam ini, karena mereka selamat darinya.

    Merupakan suatu kesempurnaan bila seseorang mengetahui segala bentuk kejahatan dan selamat dari keinginan melakukannya. Berkata Umar bin Khattab r.a: “Aku bukan seorang penipu dan tidak bisa dikelabui oleh penipu”. Beliau lebih arif dari tipuan dan lebih wara’ dari perbuatan menipu.

    Jiwa yang selamat adalah salah satu sebab masuknya seseorang ke dalam surga. Anas bin Malik r.a menceritakan: “Suatu hari kami duduk di majlis Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam, lalu beliau bersabda: “Sebentar lagi akan akan muncul dihadapan kalian salah satu calon penghuni surga. Lalu datanglah salah seorang dari kaum Ansar yang janggutnya meneteskan air dari bekas wudhu, sedang tangan kirinya memegang kedua terompahnya. Keesokan harinya nabi saw. mengabarkan lagi, dan muncullah orang tadi. Pada hari yang ketiga, nabi saw. mengabarkan lagi, dan muncullah orang tadi, sebagaimana keadaan datangnya pada kali yang pertama.

    Ketika nabi shallallahu’alaihiwasallam. berdiri, Abdullah bin Al-’Amr bin Al-’Ash r.a membuntuti orang tadi kemudian mengatakan: “Aku berselisih dengan ayahku, dan aku bersumpah untuk tidak menemuinya dalam waktu tiga hari. Jika engkau mengizinkan aku untuk menginap (di rumahmu) sampai berlalu tiga hari”. Maka orang tersebut menjawab: “Baiklah”.

    Berkata Anas r.a : Abdullah menceritakan bahwa ia bermalam di rumah orang tadi selama tiga malam, akan tetapi ia tidak mendapatinya shalat malam. Hanya saja apabila ia terbangun dari tidurnya, ia berdzikir dan mengagungkan Allah sampai Shalat Fajar. Abdullah melanjutkan, namun aku tidak pernah mendengarnya mengatakan sesuatu kecuali kebaikan. Setelah tiga hari berlalu, dan hampir saja aku meremehkan amalannya, aku katakan padanya:

    “Wahai Abdullah, sebenarnya tidak terjadi apa-apa antara aku dan ayahku, tetapi aku mendengar rasulullah saw. bersabda tentang engkau sebanyak tiga kali: “Akan hadir pada kalian seorang penghuni surga”, lalu engkau muncul pada ketiga saat tersebut. Lantas aku ingin untuk bermalam di rumahmu untuk menyaksikan lebih dekat amalanmu, sehingga aku bisa meneladaninya. Tetapi aku tidak mendapatimu banyak beramal. Amalan apakah gerangan yang menyampaikan pada apa yang disabdakan nabi saw. ? Lalu orang tersebut menjawab:

    “Tidak ada selain yang engkau lihat sendiri, hanya saja aku tidak pernah merasa iri dengki pada seseorang yang diberi kebaikan oleh Allah. Maka Abdullah berkata: “Inilah yang menyampaikan engkau, dan inilah yang tidak mampu kami lakukan” (H.R Ahmad)

    Faktor pendorong timbulnya sikap saling membenci:

    1. Mentaati setan.
    Allah berfirman:
    وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوّاً مُّبِيناً
    “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia” (Q.S Al-Israa 53)

    Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. bersabda: “Setan berputus asa untuk disembah di jazirah arab, tetapi ia berusaha menaburkan benih permusuhan diantara mereka” (H.R Muslim)

    2. Marah: adalah kunci setiap kejahatan. Nabi saw. telah berpesan pada seseorang untuk menjauhi sikap marah dengan sabda beliau: “Janganlah engkau marah”. Beliau mengulanginya berkali-kali. (H.R Bukhari).

    Marah akan menjurus pada sikap mengejek orang lain, mengurangi hak serta mengganggu mereka yang pada akhirnya menyebabkan permusuhan dan perpecahan.

    3. Namimah: Adalah salah satu pemicu percekcokan dan pintu terputusnya hubungan, serta jalan timbulnya fitnah diantara manusia dan faktor perusak hati-hati mereka. Allah Ta’ala mencela mereka yang memiliki sifat tercela ini dengan firman-Nya:

    هَمَّازٍ مَّشَّاء بِنَمِيمٍ
    “Yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah” (Q.S Al Qalam 11).
    Nabi bersabda: “Tukang adu domba itu tidak akan masuk surga”.

    4. Hasad: Yaitu mengaharapkan hilangnya nikmat dari seseorang. Sifat ini merupakan gangguan terhadap kaum muslimin yang Allah dan Rasul-Nya telah melarangnya dengan sabda beliau saw.: “Jauhilah sikap hasad, karena ia akan memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar” (H.R Abu Dawud). Hasad juga melahirkan ghibah dan namimah serta tuduhan yang tidak benar pada kaum muslimin, begitupula kedzaliman dan kesombongan.

    5. Berlomba-lomba dalam hal duniawi: Terutama di zaman ini, sehingga hati menjadi gelap. Ada yang merasa dendam karena gaji kawannya lebih tinggi. Seorang wanita iri karena saudara perempuannya mendapat pekerjaan yang mapan. Padahal perkaranya adalah lebih rendah dari itu, dan semuanya akan berlalu.

    Dunia tidak lain ibarat bangkai yang menipu Dikerumuni sekawanan anjing yang hendak menariknya
    Jika engkau menjauhinya, engkau akan selamat Tapi jika engkau menariknya, anjing-anjing akan berebutan denganmu.

    6. Ingin popularitas dan jabatan: Sebuah penyakit berbahaya dan sulit terobati. Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Seseorang itu tidak akan cinta jabatan melainkan ia akan bersikap hasud, memusuhi, dan mencari-cari kesalahan manusia serta tidak suka bila ada orang lain yang disebut kebaikannya”. Ucapan beliau ini memang nyata di kalangan para pegawai dan mereka yang bekerja.

    7. Banyak canda : Berlebihan dalam hal ini akan menyebabkan permusuhan dan menyeret pada perbuatan tercela. Ibarat garam, sedikitnya pada makanan adalah cukup, adapun jika terlalu banyak, bisa merusak dan membinasakan.

    (Di samping faktor-faktor di atas) masih ada sebab-sebab lainnya. Seorang muslim di tuntut untuk membersihkan dirinya dan menjauhi sikap iri dengki dan dendam.

    Kiat mewujudkan kebersihan jiwa:

    1. Ikhlas : Shahabat Zaid bi Tsabit r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Ada tiga hal yang tidak akan menjadikan hati seorang mukmin dengki: Ikhlas dalam beramal, menasehati para pemimpin, dan berpegang pada jama’ah kaum muslimin …… (H.R Ahmad dan Ibnu Majah)

    Sudah sewajarnya orang yang mengikhlaskan agama-Nya untuk Allah, tidak akan muncul dalam dirinya melainkan rasa cinta yang murni pada kaum muslimin. Jika kaum muslimin mendapatkan kebaikan baik dalam hal duniawi maupun akherat, ia bahagia dan sebaliknya jika mereka di timpa musibah, ia bersedih.

    2. Keridhaan seorang hamba pada Tuhannya:
    Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata tentang masalah ridha: “Keridhaan membuka pintu keselamatan pada seorang hamba”. Hatinya akan terbebas dari sikap menipu, dan iri dengki. Tidak akan selamat dari adzab Allah kecuali siapa yang datang pada Allah dengan hati yang selamat. Adalah hal yang mustahil selamatnya hati jika masih ternodai oleh rasa marah dan tidak ridha.

    Setiap kali keridhaan seorang hamba meningkat, maka hatinya akan lebih selamat. Kekejian, iri dengki dan menipu adalah senada dengan sifat tidak ridha. Sedang hati yang selamat, kebaikan dan nasehatnya adalah sejalan dengan ridha. Demikian pula hasad yang merupakan buah dari kemarahan. Selamatnya hati dari rasa hasad adalah buah dari keridhaan.

    3. Membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya:
    Adalah obat segala penyakit. Orang yang diharamkan (kebaikan darinya) adalah siapa yang tidak berobat dengan Al-Qur’an. Allah berfirman:
    قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاء
    “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman” (Q.S Fushshilat: 44)

    وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَاراً
    “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Q.S Al-Israa’: 82)

    Ibnul Qayyim berkata: “Pendapat yang benar adalah bahwa “”مِنْ disini adalah untuk menjelaskan keseluruhan dari Al-Qur’an dan bukan sebagiannya. Allah juga berfirman:

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ
    “Hai manusia,, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada” (Q.S Yunus: 57)

    Al-Qur’an adalah obat yang sempurna dari segala penyakit hati dan badan serta penyakit duniawi maupun ukhrawi.

    4. Mengingat Hari Perhitungan dan pembalasan: Mereka yang menyakiti kaum muslimin dengan kekejian pada dirinya dan keburukan niatnya berupa rasa iri dengki, menggunjing, adu domba dan melecehkan dll.

    5. Doa: Seorang hamba senantiasa berdoa pada Allah agar dijadikan hatinya sebagai hati yang selamat terhadap kaum muslimin dan juga mendoakan mereka. Inilah kebiasaan orang-orang yang sholeh. Allah berfirman:

    وَالَّذِينَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

    “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (Q.S Al Hasyr: 10)

    6. Bersedekah: Sedekah dapat mensucikan hati dan membersihkan jiwa. Karena itulah Allah berfirman tentang nabi-Nya:
    خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا
    “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”
    (Q.S At Taubah:103)

    Nabi bersabda: “Obatilah orang-orang yang sakit diantara kalian dengan bersedekah” (Shahih Al-Jami’).
    Orang sakit yang paling layak untuk diobati adalah orang yang sakit hatinya. Dan hati yang paling layak untuk diobati adalah hati yang ada pada diri anda.

    7. Ingatlah bahwa mereka yang akan terkena racun dan panahmu adalah seorang muslim, bukan orang yahudi atau nasrani. Yang itu diikat oleh ikatan Islam. Kalau demikian halnya, mengapa engkau menyakitinya.

    8. Menyebarkan salam
    Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu hal yang jika kalian melakukannya, kalian akan saling mencintai ? Sebarkanlah salam diantara kalian” (H.R Muslim).

    Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dalam hadits ini terdapat keutaman salam, karena dengan hal itu akan menghilangkan kebencian dan melahirkan rasa cinta”.

    9. Tidak banyak bertanya dan suka menyelidiki hal ihwal orang lain
    Nabi bersabda: “Termasuk kebagusan keislaman seseorang, yaitu bila ia meninggalkan perkara yang bukan urusannya” (H.R Tirmidzi)

    10. Menyukai kebaikan yang ada pada kaum muslimin
    Nabi bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, seorang hamba tidak akan beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (H.R Bukhari dan Muslim)

    11. Tidak mendengarkan gunjingan dan adu domba. Dengan demikian hati seseorang akan terjaga kesehatannya. Nabi shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Janganlah seseorang menyampaikan sesuatu padaku tentang salah satu dari shahabatku, karena aku ingin menemui kalian dengan hati bersih” (H.R Ahmad). Banyak orang yang mengatakan sepatah dua patah kata yang membikin hati terluka, terutama di kalangan wanita, ibu rumah tangga, dll.

    12. Senantiasa memperbaiki hati
    Nabi bersabda: “Ketauhilah bahwa dalam tubuh terdapat sepotong daging yang jika baik, akan baiklah seluruh jasad. Dan jika rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuh. Ketauhilah bahwa ia adalah hati”. (H.R Bukhari dan Muslim).

    13. Mendamaikan orang yang bersengketa
    Allah berfirman:
    فَاتَّقُواْ اللّهَ وَأَصْلِحُواْ ذَاتَ بِيْنِكُمْ

    “Sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu (H.R Al-Anfal: 1) Ibnu ‘Abbas berkata: “Ini adalah pengharaman dari Allah dan Rasul-Nya agar mereka bertakwa dan mendamaikan orang yang bersengketa”.

    Nabi shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang lebih baik dari puasa, shalat dan sedekah? Para shahabat menjawab: “Tentu” Maka beliau bersabda: “Mendamaikan orang yang bersengketa”. (H.R Abu Dawud)

    Semoga Allah menjadikan hati kita sebagai hati yang selamat, yang tidak menyimpan rasa iri, dengki pada kaum muslimin. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah pada nabi kita Muhammad, keluarga serta para shahabat beliau.

    http :islamhouse.com


    your comment


    Follow this section's article RSS flux
    Follow this section's comments RSS flux